Saturday, January 30, 2010

Perlu Otak Kanan Untuk Menikmati Karratha


Malam ini Karratha sejuk, suhu di luar, ada di angka 27.6°C dengan kecepatan angin 37km/jam, dan menurut ramalan cuaca suhu akan turun hingga 25°C di malam hari.

Tidak seperti biasanya, angin malam ini sejuk. Sementara di malam-malam sebelumnya, angin saja panas, apalagi mataharinya, bikin megap-megap. Terbayang teman-teman lain yang menghabiskan bulan puasa di sini beberapa bulan lalu, huh... pasti perlu kesabaran yang lebih dari biasanya.

Oh ya dimanakah Karratha itu? Mungkin tidak banyak yang tahu. Sebagian warga di Australia, kalo disebutkan Karratha umumnya bilang: “kamu pasti meleleh disana”, hahahaha…. “. Nah Karratha sendiri ada di utara Perth atau di barat daya Darwin. Perlu waktu 2 jam perjalanan lewat udara dari Perth atau 22 jam jalan darat.

Orang-orang bilang, tidak banyak hal yang bisa dilakukan disini, dan rupanya setelah saya perhatikan memang begitu adanya. Pendapat ini benar tentunya, jika berharap bahwa Karratha sama dengan kota-kota lain di Australia misalnya Perth, yang gemerlap di malam hari, hiruk pikuk penuh dengan orang yang berwisata atau berbelanja.

Tempat saya tinggal kurang lebih 5 menit berkendara dari kota. Kota? Ya Kota, tapi jangan bayangkan kota besar, hanya butuh kurang dari 5 menit untuk melewati panjangnya barisan kota dengan berjalan kaki. Tapi walaupun kecil cukup lengkap, ada 1 supermarket, ada 2 bank, 1 kantor polisi, 1 kantor pos, 1 rumah sakit, 1 kantor pengadilan, 1 kolam renang umum, 1 bandara, 1 tempat sewa DVD/VCD, beberapa hotel biasa tapi harganya luar biasa mahal, 1 komplek sekolah, 1 college yang mahasiswanya mungkin kurang dari 10, 1 tourist center, apalagi yah? Pokoknya jumlahnya kalau tidak 1 ya 2.

Bicara rumah, nah ini mestinya agak mending, rumah yang saya tinggali ini menghadap Nickol Bay, dimana ujung dari teluk ini berbaring dari utara ke selatan, sebuah tanjung yaitu Burrup Peninsula. Menghadap teluk? mestinya indah dong, tapi tidak. Karena tinggi rumah kami hampir sejajar dengan permukaan laut, mungkin hanya beda 1 meter mdpl, jadi ya biru-nya teluk itu tidak kelihatan, karena tertutup oleh ilalang atau belukar yang tingginya kurang lebih 1 meter, praktis yang kelihatan cuma Burrup Peninsula yang berbaring hitam di malam hari, atau merah karena bijih besi di siang hari. Butuh tempat yang lebih tinggi beberapa meter untuk menikmati indahnya Karratha.

Jadi, kalau ingin menikmati Karratha, ya memang perlu cara lain, ga bisa dengan cara biasa. Perlu sedikit sentuhan otak kanan. Orang-orang sini, punya hiburan yang menurut teman-teman Indonesia gak ada menarik-menariknya. Namanya Staircase to The Moon, kira-kira begini deskripsinya (menurut warga sini tentunya): ”is an illusion created by full moon rising over mudflat on a low tide. The effect is breathtaking and create illusion of a staircase leading to the moon”. Saya langsung senyum-senyum sendiri, inilah cara lain untuk menikmati Karratha. Menurut teman, pada tanggal-tanggal tertentu, orang-orang berduyun-duyun, bahkan ada yang pake bis segala, semua menuju ke Hearson’s Cove atau Cossak, duduk-duduk dipinggir pantai sambil minum, trus ngeliatin bulan, gila kali.. hahahhah…..

Saya sendiri malam ini duduk di depan rumah menghadap Nickol Bay dan Burrup Peninsula. Segelas teh panas menemani. Perut sudah penuh dengan steak buatan temen. Tidak pernah sebelumnya duduk di situ, karena anginnya panas. Tapi malam ini tidak.

Pandangan saya jatuh di Burrup Peninsula yang terbaring nyenyak, ditiup angin semilir dipayungi rembulan. Pandangan ini sesekali terganggu oleh lalu lintas pesawat yang mendarat di selatan Nickol Bay. Tapi makin malam, pesawatpun sepi. Terbayang dulu di sana, para penduruk lokal (baca: Aborigin) melukis batu-batu itu, mungkin sambil bersenda gurau diterpa angin dan rembulan. Lebih dari 700 situs arkeologis tersimpan di sana, dan lebih dari 10.000 lukisan batu (petroglyphs), menurut Heritage Council of Western Australia pada Juli 2007. Sebelum kedatangan orang-orang dari Eropa, diduga memang tanjung ini telah dihuni penduduk lokal sejak 30.000 tahun lalu.

Terbayang para penduduk lokal, terbayang pula Henry Thomas Wood Burrup, pria kelahiran tahun 1861 di Longford, Gloucester, Inggris. Seorang anak muda yang mengembara ke Australia. Dia juga seorang akuntan muda brilian dari Union Bank yang dipindah ke Roebourne dari Perth. Ia muda dan populer namun terbunuh secara misterius di kantornya sendiri, Union Bank Roebourne, tidak jauh dari Karratha. Dan nama Burrup Peninsula, diambil dari nama sang akuntan tersebut, sebagai penghargaan atas dedikasinya dari pemerintah setempat.

Tulisan ini adalah cara saya menikmati Karratha, karena tidak mau saya menikmati Staircase to The Moon seperti warga sini, apalagi ketahuan temen-temen Indonesia, hahahaha....

21:06, 26 Januari 2010
Karratha, Western Australia

sumber:
www.pilbaracoast.com
www.roebournebankmurders.com
www.weathterzone.com.au

note:
tulisan ini untuk Almeera anakku, yang saat ini lagi demam, istriku yang lagi menemani Almeera, kuat!

No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails