Saturday, January 30, 2010

Jubre, Garbage, Sampah

Sharing dengan Bung Tegar

Bung Tegar suka bilang kalau dirinya adalah orang agraris, frase ini mungkin untuk menyatakan bahwa ia berasal dari kampung, orang kampung, suka bertani, atau mungkin juga kampungan. Itu sepintas kesan yang saya tangkap dari obrolan-obrolan santainya.

Tapi teman…, rupanya sebagaian perilaku dari budaya agraris dalam masyarakat kita masih kental, walaupun sawah, ladang, kebon, lahan hijau untuk tumbuhnya puun-puun(baca: pohon) makin sedikit dan termarjinalkan. Migrasi besar-besaran dari budaya agraris ke budaya industri, rupanya tidak menyurutkan atau menghilangakan satu perilaku dari budaya agraris yang paling tua dan sederhana.

Apakah perilaku itu? Sebentar…., sabar….!, Koes Plus punya lagu yang salah satu liriknya adalah sebagai berikut: “orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman”, tersiratkan?, betapa suburnya tanah kita. Kemudian sebagian westernis juga bilang apapun yang di lemparkan begitu saja di tanah kita akan tumbuh subur dan beranak pinak.

Udah ketebak belum perilaku apa yang masih kita bawa dari budaya agraris? Udah?, kalo ya, berarti cukup pintar sampeyan….. PAC-ers, rupanya budaya agraris yang masih kental dalam kehidupan bermasyarakat kita adalah: BUANG SAMPAH SEMBARANGAN. Lho kenapa itu jadi warisan budaya agraris kita?. Begini ceritanya: Dahulu kala sampah yang dihasilkan di jaman agraris tidak ada plastik, deodorant, kaleng, besi, timbal atau limbah B3, (limbah B1 dan B2 sih…, sudah ada dari dulu), jadi sampah yang ada hampir semua bisa dihancurkan secara alami. Jadi orang-orang di jaman agraris, kalo buang sampah cenderung di buang langsung ke sembarang tempat (di luar rumah tentunya), karena memang sampahnya aman.

Nah…, buang sampah sembarangan di jaman sekarang (industri ya?) tidak bisa lagi dong…., sampahnya sudah banyak yang tidak aman, butuh perlakuan lebih lanjut supaya ramah terhadap lingkungan. Tapi kenapa ya?… masih banyak juga yang buang sampah sembarangan……?.

Ada beberapa alasan sih kalo menurut saya:

1.Transfer knowledge dari orang tua ke anak, guru ke murid, orang dewasa ke kanak-kanak, trainer ke trainee, mother pal ke pal, kakak ke adik, sahabat ke sahabat, pacar ke pacar atau ttm tidak selesai atau tidak terjadi.
2.Bodoh…
3.Masa bodoh…
4.Bodoh ah..

Sakieu…, nuhun.

No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails